Langsung ke konten utama

Esai: NKRI Harga Mati(?)


NKRI Harga Mati(?)
Oleh: Zainuddin
            “NKRI Harga Mati!” Sebuah slogan yang sering diucapkan oleh pemerintah atau siapapun yang mengampanyekan pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Mungkin kita juga pernah mengucapkan slogan ini. Tapi pernahkah kita berpikir apa arti dari slogan ini. Apakah hanya dengan meneriakkan tiga kata legenda ini, orang akan sadar betapa pentingnya NKRI sehingga sampai disebut ‘harga mati’.
            Sebuah slogan, pidato, ceramah, ataupun sejenisnya sejatinya dimaksudkan untuk menyampaikan sebuah pesan, pelajaran, ataupun ajakan kepada masyarakat. Namun cukupkah hanya dengan kata-kata orang akan percaya dan mau bergerak. Mungkin dengan pidato atau orasi, seseorang akan termotivasi dan mau mengikuti apa yang disampaikan sang orator, terlebih jika yang berbicara adalah orang yang pandai berpidato dan memiliki kharisma tinggi.
            Motivasi memang sangat penting dalam hal apapun. Motivasilah yang membuat kita mau melakukan atau memercayai sesuatu. Motivasi bisa datang dari manapun. Namun, yang paling berpengaruh adalah motivasi yang muncul dari dalam diri.
            Lalu, bagaimana caranya agar orang mau menjaga keutuhan NKRI dengan kesadaran sendiri? Seseorang pasti akan menjaga hal yang penting bagi dirinya, baik itu karena hal tersebut telah berjasa bagi dirinya ataupun karena akan membawa manfaat bagi dirinya.
            Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun tidak hanya dalam satu hari. Ia dibangun melalui perjuangan panjang dari para pendiri bangsa ini. Di saat perjuangan kedaerahan tidak kunjung membawa hasil, muncullah gagasan untuk menyatukan perjuangan. Diawali pendirian Budi Utomo yang menandai lahirnya kebangkitan nasional. Para pejuang bangsa mulai sadar akan pentingnya persatuan. Kemudian berdirilah organisasi-organisasi dengan tujuan yang sama, yaitu Indonesia Merdeka. Persatuan dan kesatuan kemudian semakin dikukuhkan lewat Kongres Pemuda. Para pemuda bersumpah untuk menjunjung persatuan bangsa. Hingga akhirnya, semua perjuangan mendirikan negara kesatuan itu mencapai puncaknya pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun selesaikah perjuangan kita? Tentu tidak. Justru perjuangan yang lebih berat telah menghadang, perjuangan untuk mempertahankan persatuan yang telah susah payah dibina. Persatuan ini, seperti halnya kemerdekaan, adalah rahmat Allah Yang Mahakuasa, yang harus kita syukuri dengan menjaga dan mempertahankannya. Jangan lupakan pula perjuangan para pahlawan, yang telah bertaruh nyawa demi tercapainya cita-cita Indonesia merdeka dan bersatu.
            Mungkin banyak orang bertanya, buat apa susah payah menjaga keutuhan NKRI kalau akhirnya tidak mendapat apa-apa. Namun ingatlah, seorang negarawan pernah berkata: “Jangan Kamu tanyakan apa yang sudah negara berikan padamu, tapi tanyakanlah pada dirimu, apa yang sudah Kamu berikan pada negaramu.” Nasionalisme tidak muncul hanya dengan kata-kata, propaganda, seruan, dan ajakan. Nasionalisme sejati akan tumbuh melalui pengalaman seorang warga negara yang senantiasa sadar, bahwa selama ini ia telah berhutang banyak pada negaranya. Kita bisa lahir, tumbuh, dan besar dengan baik karena negara ini sudah merdeka, bersatu, dan berdaulat. Andai negara ini belum merdeka, mungkin kita akan terlahir sebagai budak, jajahan bangsa lain. Andai negara ini tidak bersatu, mungkin kita lahir di tengah-tengah perang antarsuku, antaretnis dan golongan. Mungkin saat ini kita belum sejahtera, tetapi tanpa negara ini mungkin saja kita akan jauh lebih menderita.
            Tugas pemerintah adalah menjalankan negara ini demi mencapai tujuan dan cita-citanya. Cita-cita bangsa Indonesia ialah menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tentu semua itu tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dan kesadaran dari seluruh rakyat untuk menjaga keutuhan NKRI. Namun bagaimana rakyat mau menjaga NKRI, jika hidup mereka saja tidak menentu. Maka cara yang paling tepat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan ini adalah dengan menjamin kesejahteraan mereka. Jika rakyat sudah sejahtera, maka kesadaran akan pentingnya NKRI bagi mereka akan tumbuh dengan sendirinya, kecuali mereka adalah orang yang tidak tahu diri.
            Persatuan tidak akan terbentuk tanpa adanya kesamaan dari kelompok-kelompok yang bersatu. Persatuan Indonesia tidak dibangun atas kesamaan ras, etnis, agama, maupun daerah. Persatuan Indonesia dibangun atas dasar kesamaan nasib dan penderitaan sebagai bangsa yang terjajah. Satu kesamaan itu nyatanya mampu menyatukan perbedaan ras, etnis, maupun agama dalam satu kesatuan, Indonesia. Kesatuan itulah yang terbukti mampu mengusir penjajah dari nusantara. Persatuan itulah yang berhasil mempertahankan kemerdekaan kita dari upaya kolonisasi kembali oleh bangsa penjajah.

            Sebagai bangsa yang beragama dan beradab, sudah sepatutnya kita berupaya menjaga persatuan dan kesatuan ini. Bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk diri kita sendiri. Ayo bangsa Indonesia, nasib negara ini ada di tangan kita semua. Dan nasib kita semua bergantung pada nasib negara ini. NKRI HARGA MATI!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh dan Teori Tentang Sel

Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup. Berikut beberapa teori tentang sel yang dikemukakan oleh para ahli. 1. Robert Hooke

Cara membuat aplikasi terinstal menjadi file APK

Assalamu'alaikum.. Malam ini saya ingin memberikan cara membuat aplikasi yang sudah terinstal menjadi file APK yang bisa diinstal lagi di perangkat android lain atau jika aplikasi di android anda telah di-uninstal. Caranya yaitu