Menguap, Batuk, Bersin, Cegukan, dan Bersendawa: Mengapa Kita
Mengalaminya?
credit: bbc.co.uk |
Kita
semua pasti pernah menguap, batuk, bersin, atau bersendawa, kan?. Tapi pernah
gak sih kalian berpikir atau bertanya-tanya kenapa kita mengalami hal-hal
tersebut. Coba deh kalian pikirin, buat apa sih tubuh kita melakukan itu.
Malahan kadang itu mengganggu banget, ya kan? Misalnya aja pas kita lagi
ngomong, tiba-tiba kita batuk, bersin, atau bahkan menguap, pasti kan gak asik
banget.
Meskipun
begitu, semua itu pasti ada fungsinya. Tubuh kita melakukan hal-hal seperti
menggigil, batuk, bersin, atau menguap buat membantu melindungi tubuh kita dan
menjaganya agar tetap berfungsi normal.
Banyak
aktivitas yang dilakukan tubuh kita. Beberapa terjadi di bawah kehendak atau
kendali kita. Namun beberapa aktivitas terjadi secara reflex atau diluar
kehendak dan kendali kita. Nah, menguap, batuk, betsin, atau menggigil termasuk
gerak yang bekerja di luar kendali kita.
Mengapa Kita Menguap?
Kita pasti sering menguap kan? Sebenarnya
bukan cuma manusia aja yang bisa menguap, binatang pun juga bisa menguap.
Menguap ini sering terjadi saat kita lelah, mengantuk, atau bosan. Namun, para
ilmuwan juga tidak sepenuhnya memahami apa tujuan tubuh kita menguap.
Saat menguap, kita membuka mulut kita lebar-lebar,
menghirup udara dalam jumlah besar dan menghembuskannya perlahan-lahan. Menguap
melibatkan peregangan otot rahang, tenggorokan, dada, dan diafragma. Gerakan
ini membantu paru-paru mendapatkan udara lebih banyak.
Penelitian menunjukkan bahwa menguap ini
membantu mendinginkan otak kita. Saat kita menguap, kita menghirup udara lebih
banyak dan detak jantung kita meningkat. Karena itu, lebih banyak udara yang
disalurkan ke otak. Udara ini akan membantu menormalkan temperatur otak dan
tubuh kita. Karena fungsinya inilah, makanya kita sering menguap saat mau tidur
dan juga waktu bangun. Suhu tubuh kita turun pas udah waktunya buat bobo, dan
naik lagi waktu kita bangun.
Selain itu, saat kita mengalami perubahan
ketinggian, misalnya pas naik pesawat, kadang telinga kita terasa gak nyaman.
Hal itu terjadi karena perbedaan tekanan udara di luar gendang telinga dan di
belakangnya. Nah, menguap dapat membantu menghilangkan rasa gak nyaman
tersebut. Saat menguap, kita banyak menghirup udara dari luar. Hal ini membuat
tekanan udara di dalam dan di luar gendang telinga menjadi sama.
Hal yang menarik dari menguap ini adalah, saat
kita melihat orang lain menguap, rasanya kita juga pengen menguap. Makanya
menguap bisa menular. Hal ini karena rasa empati yang kita punya. Saat kita
memahami apa yang dirasakan orang lain, kita seolah menempatkan diri kita di
posisi orang itu. Makanya saat kita melihat orang lain menguap, kita juga ikut
menguap.
Mengapa Kita Batuk?
Batuk merupakan refleks yang membantu menjaga
saluran pernapasan biar tetep bersih dan juga mencegah lendir ataupun partikel
dan zat yang mengganggu masuk ke paru-paru kita. Batuk ini terjadi dengan
mengeluarkan udara secara kuat dari paru-paru.
Cara kerja batuk ini dimulai ketika ada
sesuatu yang mengganggu di tenggorokan, lalu terjadi iritasi. Iritasi ini
memicu reseptor batuk di daerah tadi. Impuls atau sinyal saraf lalu dikirim
dari tenggorokan ke pusat batuk di otak. Pusat batuk di otak terletak di bagian
batang otak dan pons. Pusat batuk lalu mengirim sinyal ke otot perut,
diafragma, dan otot pernapasan agar gotong royong untuk melakukan proses batuk.
Batuk dihasilkan saat udara masuk lewat
tenggorokan (trakea). Tekanan lalu terbentuk di paru-paru saat laring
(pembukaan saluran napas) menutup dan otot pernapasan berkontraksi. Akhirnya,
udara dengan cepat dilepaskan dari paru-paru. Selain terjadi secara refleks,
batuk juga bisa terjadi secara sadar atau sengaja.
Batuk dapat terjadi tiba-tiba dan tidak lama,
atau bisa jadi kronis dan berlangsung selama beberapa minggu. Batuk dapat
mengindikasikan beberapa jenis infeksi atau penyakit. Batuk yang terjadi
tiba-tiba bisa disebabkan iritasi karena serbuk sari, debu, asap, atau spora
yang terhirup bersama udara. Sementara batuk kronis biasanya terjadi akibat
penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, pneumonia, emfisema, atau radang
tenggorokan.
Mengapa Kita Bersin?
Bersin adalah gerak refleks yang terjadi
akibat adanya iritasi yang terjadi di hidung. Bersin ditandai dengan
penghembusan napas lewat hidung dan mulut dengan kecepatan tinggi. Udara lembap
di dalam saluran pernapasan dikeluarkan ke lingkungan sekitar.
Tindakan ini dilakukan tubuh untuk
menghilangkan iritasi dan benda-benda yang mengganggu, seperti serbuk sari atau
debu, dari saluran pernapasan. Sayangnya, hal ini juga membantu penyebaran
virus, bakteri, atau patogen melalui
udara.
Bersin distimulasi oleh sela darah putih
(eosinofil dan sel mast) di jaringan hidung. Sel-sel ini melepaskan zat kimia,
seperti histamin, yang memicu respon inflamasi. Akibatnya terjadi pembengkakan
dan sel-sel kekebalan tubuh bergerak ke daerah tersebur. Daerah hidung menjadi
gatal dan merangsang refleks bersin.
Bersin melibatkan sejumlah otot berbeda yang
saling berkoordinasi. Impuls saraf dikirim dari hidung ke pusat otak yang
mengendalikan respon bersin. Impuls lalu dikirm dari otak ke otot-otot kepala,
leher, diafragma, dada, pita suara, dan kelopak mata. Otot-otot ini kemudian
berkontraksi dan menghasilkan bersin yang membantu menghilangkan iritasi dari
hidung.
Saat kita bersin, mata kita secaara refleks
terpejam. Fungsinya untuk melindungi mata dari kuman yang mungkin dikeluarkan
saat bersin.
Mengapa Kita Cegukan?
Cegukan terjadi akibat kontraksi secara tak
sengaja dari diafragma. Diafragma ini adalah otot pernapasan yang terletak di
bagian bawah rongga dada, tepat di bawah paru-paru. Bentuknya memajang dan
melengkung ke atas, seperti kubah. Bila diafragma berkontraksi, lengkungannya
akan menjadi datar dan memeperbesar volume paru-paru. Akibatnya, tekanan di
dalam paru-paru mengecil dan terjadilah inspirasi, yaitu proses menghirup
udara. Jika otot ini berelaksasi, ia akan kembali melengkung ke atas sehingga
volume rongga dada mengecil. Terjadilah ekspirasi, yaitu proses pengeluaran
udara dari saluran pernapasan.
Jika pada diafragma terjadi kontraksi secara
tiba-tiba, maka akan terjadi pengambilan udara secara mendadak serta pelebaran
dan penutupann pita suara. Hal inilah yang membuat cegukan terjadi. Namun,
belum diketahui apa penyebab pasti kita cegukan atau apa tujuannya.
Cegukan biasanya dikaitkan dengan meminum
alkohol atau minuman bersoda, minum atau makan terlalu cepat, makan makanan
pedas, perubahan emosi, dan perubahan suhu secara tiba-tiba.
Cegukan biasanya tidak berlangsung lama.
Tetapi, cegukan dapat berlansung beberapa saat karena adanya gangguan saraf
pada diafragma, gangguan sistem saraf, ataupun adanya masalah pada bagian
perut.
Kalau lagi cegukan, biasanya ada-ada aja hal
aneh yang dilakukan untuk menghilangkan cegukan ini. Ada yang menarik lidah,
meenjerit selama mungkin, atau menggantung terbalik. Ada juga yang minta
dikagetin biar cegukannya hilang. Cara yang dianggap ampuh oleh kebanyakan
orang, termasuk aku, yaitu minum air dan menahan napas. Namun, tidak ada cara
yang pasti dan benar-benar ampuh untuk menghilangkan cegukan. Biasanya, cegukan
ini malah berhenti dengan sendirinya.
Mengapa Kita Bersendawa?
Kadang kala,
setelah selesai makan atau minum kita lalu bersendawa. Bagi sebagian orang
bersendawa agak memalukan karena bisa dianggap orang lain tidak sopan.
Bersendawa sendiri adalah pengeluaran udara dari perut melalui mulut.
Proses
pencernaan makanan terjadi dalam perut, dan dalam proses penernaan ini
dihasilkan gas. Bakteri di dalam saluran pencernaan membantu proses pencernaan
makanan, namun juga mengeluarkan gas. Akhirnya gas terakumulasi di dalam perut.
Gas yang berlebih lalu dikeluarkan dari perut melalui kerongkongan kemudian
keluar lewat mulut dan menimbulkan sendawa. Saat gas dikeluarkan timbul bunyi
yang cukup keras. Sendawa sendiri dapat terjadi secara sengaja maupun tidak
sengaja.
Perut
bayi belum didukung oleh sistem pencernaan yang lengkap untuk bisa bersendawa.
Sementara itu, udara dapat terus masuk ke perutnya, seperti saat diberi makan.
Karena itu bayi perlu dibantu agar ia dapat bersendawa. Menepuk-nepuk
punggungnya dapat membantunya bersendawa untuk mengeluarkan kelebihan gas di
perutnya.
Sendawa terjadi
karena kita menelan udara terlalu banyak, yang sering terjadi saat kita makan
terlalu cepat, mengunyah permen karet, atau minum lewat sedotan. Sendawa juga
terjadi ketika kita minum minuman bersoda, yang membuat jumlah karbon dioksida
di dalam perut meningkat. Beberapa jenis makanan juga dapat meningkatkan
produksi gas dan berakibat sendawa, seperti kacang-kacangan, brokoli, kol, dan
pisang.
Selain dibuang
melalui mulut lewat proses bersendawa, kelebihan gas di perut kadang
dikeluarkan lewat anus. Proses inilah yang sering kita sebut kentut alias buang
angin.
This article is adopted from: thought.co
Nah, aku kira cukup sampai di sini aja
penjelasannya. Kalau ada yang salah atau kurang, silakan komen aja. Aku harap
artikel ini bermanfaat dan informatif buat kalian semua. See you later, guys.
Thanks... :-D
Komentar
Posting Komentar