Matematika sebagai Produk Budaya Matematika telah menjadi bagian dalam kehidupan umat manusia sejak zaman prasejarah, meskipun istilah matematika sendiri baru muncul pada masa Yunani Kuno. Kebutuhan manusia akan matematika dapat dilihat dari kebutuhan untuk mengetahui dan membedakan kuantitas suatu benda. Pengetahuan itu didapat dengan membilang ataupun mengukur. Dari sana, matematika terus berkembang seiring kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Sebagaimana halnya hasil-hasil kebudayaan lain, matematika muncul karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia untuk mengatasi masalah-masalah di sekitarnya. Namun, sungguh ironis melihat bagaimana pandangan sebagian orang terhadap matematika pada zaman sekarang. Matematika dianggap menjadi momok, sesuatu yang menakutkan. Matematika cenderung dihindari dan dianggap sebagai beban bagi sebagian pelajar. Matematika yang seharusnya menjadi solusi, justru dianggap sebagai masalah. Hal itu mungkin karena kita tidak mengenal bagaimana mate
Sejarah Matematika: Zaman Klasik hingga Modern (Bagian 3) Islam Sejak Islam dibawa oleh nabi Muhammad saw, masyarakat Arab yang pagan dan saling terpecah belah perlahan mulai berubah. Pada awalnya banyak pemuka-pemuka Arab saat itu, terutama para pemuka suku Quraisy—suku asal Nabi Muhammad saw— yang menentang agama baru yang dibawa Sang Nabi. Namun, seiring waktu berlalu, cahaya Islam mulai menerangi jiwa-jiwa mereka. Sejak peristiwa Pembebasan Kota Mekkah (630 M), bisa dikatakan sebagian besar masyarakat Arab telah disatukan di bawah kepemimpinan Nabi saw. Kejayaan Islam terus berlanjut hingga Sang Nabi wafat (632 M). Kepemimpinan Islam lalu dilanjutkan oleh empat sahabat utama Sang Nabi, yang dikenal sebagai Khulafa’ur Rasyidun (632-661 M). Setelah itu, kepemimpinan Islam dipegang oleh Dinasti Umayyah (661-750 M), Dinasti Abbasiyah(750-1258 M), Dinasti Mamluk (1261-1517 M), dan Dinasti Ustmaniyah (Ottoman, 1517-1919 M). Sejak kejatuhan Dinasti Ott